Langsung ke konten utama

DAY #24

Bermain Kembang Api

Malam ini Hani sedang bermain dengan Quinsa. Mereka bermain role playing sebagai dokter gigi dan pasiennya. Hani membawa senter kecil dan sendok makan dan meminta Quinsa untuk membuka mulutnya.

Tiba-tiba...
Tep!
Listrik padam.

Quinsa menjerit ketakutan sambil memeluk Hani. "Tolong!!! Quinsa takut gelap!!!"
Hani menyalakan senter kecilnya lagi dan berkata, "Tidak apa-apa Quinsa, Hani nyalain nih senternya".

Ibu datang dari arah dapur dan menyalakan lilin yang diletakkan di atas cawan kecil. " Tunggu ya nak, sebentar lagi lampu akan menyala"
"Tapi Quinsa takut kegelapan bu..." kata Quinsa.

Dari arah depan terdengar suara seseorang mengetuk pintu. Quinsa memeluk ibu dengan erat.

"Assalaamualaikum, anak-anak...ini ayah pulang". Terdengar suara ayah dari dalam rumah. Ibu pun membukakan pintu sambil menggendong Quinsa.

"Waalaikumussalam ayah" jawab ibu sambil mencium tangan ayah diikuti oleh Hani dan Quinsa.

"Ayah minta maaf karena hari ini ayah terlambat pulang bekerja, ayah habis dari toko mainan dan membawakan oleh-oleh ini untuk kalian..." kata ayah sambil membuka plastik panjang berisi kembang api.

"Hore!!!" teriak Hani dan Quinsa bersamaan. Kemudian Ibu mengajak mereka pergi ke depan rumah sambil membawa lilin.

Quinsa sudah mulai lupa dengan rasa takutnya dan bermain dengan riang bersama Hani dan Ibu.

Sejak saat itupun Quinsa menjadi anak yang pemberani dan tidak takut kegelapan lagi.

#30DEM
#30DayEmakMendongeng
#Day24

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acara Jalan Sehat Desa Bondansari, Wiradesa 21 Agustus 2022

Dalam rangka acara memperingati hari lahirnya Indonesia Raya yang ke 77 pada hari Minggu 21 Agustus 2022, pada pukul 07.00 WIB pagi hari sekitar 1.500 warga Desa Bondansari, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan-Jawa Tengah ikut memeriahkan acara jalan sehat yg rutenya dimulai dari Balaidesa Bondansari lurus ke arah selatan menuju arah Dukuh Gendogo lalu belok ke arah timur melewati dukun Penggilingan, Bondan, serta Kebonan lalu kembali lagi di depan balaidesa sebagai garis finish acara jalan sehat berhadiah di pagi itu.              Pict.by : @Tatik Faridayani Acara dimulai dengan sambutan dari Bapak kepala desa Bondansari dan di tengah-tengah acara ada sambutan juga dari Bapak Camat Wiradesa. Warga terlihat antusias mengikuti acara tersebut. Beberapa di antaranya ada sesepuh-sesepuh Desa Bondansari yang turut memeriahkan acara tersebut. Walaupun usianya sudah lebih dari 60 tahun beliau-beliau tetap semangat dan tetap mengikuti jalannya acara tersebut sampai selesai.

Empire KMCA & 30 DEM

Mengajarkan Anak untuk Makan dengan Tenang, Tidak sambil Bermain             Oleh: Annisa Mahanani Sejak Quinsa berusia sekitar dua tahun, saya sudah membelikan meja dan kursi berkarakter hello kitty . Tujuannya supaya Quinsa memakan makanannya sendiri dengan tenang di tempat duduknya. Namun, setiap kali makan di kursi tersebut, Quinsa kelihatan tidak betah. Selalu bergerak dan ingin melompat. Kalau tidak dituruti, Quinsa akan menangis, bahkan tidak mau makan. Hingga usianya 3 tahun, Quinsa masih belum bisa makan dengan tenang di meja makan. Itulah sebabnya, hampir setiap kali makan, saya harus menyiapkan tenaga ekstra utuk meladeni Quinsa makan. Padahal bermacam cara sudah saya lakukan agar putri kedua saya ini mau makan di meja makan. Namun, susahnya minta ampun. Bagaimana ya caranya mengajarkan anak supaya makan dengan baik? Saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya ini melalui buku Ayah Edi Menjawab. Begini jawaban beliau: Ayah dan Bunda, untuk menjawab pertanyaan ini,

DAY #1 KEJUJURAN

Kak Hani Berani Jujur Pada suatu sore... Kakak Hani sedang makan bersama adik Quinsa... Tiba-tiba... "Pranggg..!!!" Terdengar suara piring yang pecah.. Saat itu Umma sedang sibuk beres-beres di belakang rumah. Setelah selesai beres-beres rumah Umma mendatangi kak Hani dan adik Quinsa.. "Innaalillaahi wa'innaa ilaihi rooji'uun..wah, piringnya pecah lagi nihh..ayo bantuin Umma bersihin dulu yuk.." Kak Hani dan adik Quinsa membantu Umma membersihkan pecahan piring. Setelah itu Umma bertanya "Ayoo sayaang.. siapa yaa..yang tadi mecahin piring?" tanya umma, diantara ak Hani dan adik Quinsa belum ada yang berani menjawab... Akhirnya Umma bertanya lagi.. " Ayo siapa yang berani jujur sama Umma, anak yang jujur disayang lohh sama Allah nak..Umma tidak marah kok kalo kak Hani atau adik Quinsa mau berkata jujur.." Kata Umma sambil mengelus-elus kepala kakak Hani dan adik Quinsa. Akhirnya kak Hani mengakui kesalahannya dan meminta maaf