Mengajarkan Anak untuk Makan dengan Tenang, Tidak sambil Bermain
Oleh: Annisa Mahanani
Sejak Quinsa berusia sekitar dua tahun, saya sudah membelikan meja dan kursi berkarakter hello kitty. Tujuannya supaya Quinsa memakan makanannya sendiri dengan tenang di tempat duduknya.
Namun, setiap kali makan di kursi tersebut, Quinsa kelihatan tidak betah. Selalu bergerak dan ingin melompat. Kalau tidak dituruti, Quinsa akan menangis, bahkan tidak mau makan. Hingga usianya 3 tahun, Quinsa masih belum bisa makan dengan tenang di meja makan.
Itulah sebabnya, hampir setiap kali makan, saya harus menyiapkan tenaga ekstra utuk meladeni Quinsa makan.
Padahal bermacam cara sudah saya lakukan agar putri kedua saya ini mau makan di meja makan. Namun, susahnya minta ampun.
Bagaimana ya caranya mengajarkan anak supaya makan dengan baik?
Saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya ini melalui buku Ayah Edi Menjawab.
Begini jawaban beliau:
Ayah dan Bunda, untuk menjawab pertanyaan ini, sebaiknya kita mengetahui dulu gaya belajar anak kita. Ada tiga gaya belajar, yaitu visual ( melihat), auditory ( mendengar), dan kinestetik ( bergerak).
Kalau melihat kasus di atas, bisa jadi Quinsa memiliki gaya belajar kinestetik.
Anak tipe ini, struktur syarafnya memang dirancang untuk bergerak. Jadi makan pun memerlukan pergerakan fisik. Apakah salah? Tidak. Mungkin ini lebih kepada faktor tradisi makan dan etika sopan santun. Justru bagi anak kinestetik, kurang tepat menyuruhnya diam.
Mereka belajar melalui praktik dan menyukai hal-hal yang membuat mereka sibuk. Disuruh diam akan menghambat kreatifitasnya. Ayah dan Bunda tidak mau itu terjadi, kan?
Selain itu, anak-anak yang masih berusia tiga tahun memilimi kemampuan syaraf yang tinggi (multitasking) sehingga ia bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus.
Kalau Ayah-Bunda takut anak tersedak karena banyak bergerak, aktivitas dapat diganti dengan bermain di tempat. Untuk mengajarkan kesopanan, Ayah-Bunda bisa memulainya saat anak berusia empat atau lima tahun.
Contohnya dengan menjelaskan bahwa makan yang sopan adalah makan di meja makan sambil duduk diam. Selanjutnya dapat diterapkan aturan, tidak boleh main sebelum makan selesai. Jadi jika ingin main, makannya harus dituntaskan dahulu. Tentu saja aturan ini perlu dibarengi dengan memberi cotoh makan bersama di meja makan secara konsisten dan teratur.
Ayah dan Bunda juga tidak perlu khawatir berlebihan. Akan ada saatnya anak makan sambil duduk diam dan tidak sambil berlari-lari.
Setelah saya berusaha menerapkan jawaban dari ayah Edi ini, Quinsa pun sudah mulai bisa duduk dengan tenang sambil makan sendiri meskipun sering tidak dihabiskan dan sisa-sisa makanan berserakan dimana mana.
Namun saya bahagia dan tetap memujinya karena Quinsa sudah belajar makan sendiri dengan tenang di meja makan sebelum usianya genap empat tahun.
Referensi;
Edi. Ayah Edi Menjawab 100 Persoalan Sehari-hari Orangtua yang Tidak Ada Jawabannya di Kamus Man Pun. 2012. Noura books
Originally created by Annisa Mahanani, 2 May 2018 at 11.39 AM
Anakku juga tipe belajarnya ada yang kinestetik. Jadi akhirnya aku perkenalkan pada origami. Jadi dia sambil belajar ya sambil melipat origami.
BalasHapusSiippp mba, makan sembari melatih otot2 motorik halus yaa..👍
Hapus