Langsung ke konten utama

Membangun Keharmonisan Antara Kakak dan Adik

Kadang kita merasa begitu lelah setelah seharian berkutat dengan segala jenis kesibukan di ranah publik maupun di ranah domestik. Disaat lelah melanda fisik dan hati, si adik tak henti-hentinya minta di ASI-hi..sedangkan sang kakak merajuk meminta perhatian lebih dari Mamanya tersayang. Lalu bagaimana biasanya Mama mengelola emosi di saat kondisi seperti itu?

Seperti yang tertulis dalam pelatihanparenting.com bahwa hubungan kakak adik dalam Islam telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shalallaahu 'alaihi wasallam, "Tidakkah termasuk golonganku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang muda."
(HR. Imam Ahmad dan Ath-Thabrani).

Poin yang bisa kita ambil dari peringatan Nabi tersebut adalah tentang hak seorang kakak untuk mendapatkan penghormatan dari adiknya dan kewajibannya terhadap adiknya adalah mencurahkan kasih sayang. Saling membantu dalam kesusahan dan saling mengingatkan tentang kebaikan.

Poin berikutnya, memberikan dukungan karena berasal dari ayah dan ibu yang sama.

               Pict.by : pexels.com

Begitulah kita telah mendapatkan sedikit gambaran tentang bagaimana menyikapi si kakak yang seakan-akan iri dengan kehadiran adiknya. Di usianya yang masih begitu belia, sang kakak tetaplah sebagai anak kecil yang ingin dimanja-manja dan disayang oleh Mamanya. Dia masih belum mengerti kalau adiknya masih lebih kecil darinya dan masih lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian Mamanya. Maka tugas kita sebagai orang tua agar bisa memberikan pengertian kepada sang kakak bahwa adiknya masih kecil dan belum bisa apa-apa sehingga Mama harus melayani si adik dan memberikan perhatian lebih kepada si adik.

Mama bisa melibatkan sang kakak untuk melayani segala kebutuhan adik yag ringan-ringan dan mudah dikerjakan oleh anak kecil/balita. Misalnya mengambilkan botol minum susu adik, mengambilkan diapers, membukakan pintu saat adik mau keluar kamar, dan lain-lain. Jangan lupa memberikan reward/penghargaan/ucapan terimakasih saat sang kakak sudah bisa melakukan apa yang Bunda perintahkan. Dan juga sebuah pelukan yang menenangkan hati. Pasti dengan begitu kakak tak lagi merasa tersingkirkan oleh keberadaan si adik bayi.


                   pict by: pexels.com


Dari perlakuan Mama kepada sang kakak nanti pelan-pelan kakak akan lebih mengerti bahwa Mamanya masih amat sangat menyayanginya walaupun sekarang sudah ada adik. Dan kakak tak merasa teabaikan lagi.

Semoga bermanfaat sedikit tipsnya yaa Moms..jika ada tambahan, kritik, saran dan masukan bisa Mama ketikkan di kolom komentar di bawah ini 👇

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acara Jalan Sehat Desa Bondansari, Wiradesa 21 Agustus 2022

Dalam rangka acara memperingati hari lahirnya Indonesia Raya yang ke 77 pada hari Minggu 21 Agustus 2022, pada pukul 07.00 WIB pagi hari sekitar 1.500 warga Desa Bondansari, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan-Jawa Tengah ikut memeriahkan acara jalan sehat yg rutenya dimulai dari Balaidesa Bondansari lurus ke arah selatan menuju arah Dukuh Gendogo lalu belok ke arah timur melewati dukun Penggilingan, Bondan, serta Kebonan lalu kembali lagi di depan balaidesa sebagai garis finish acara jalan sehat berhadiah di pagi itu.              Pict.by : @Tatik Faridayani Acara dimulai dengan sambutan dari Bapak kepala desa Bondansari dan di tengah-tengah acara ada sambutan juga dari Bapak Camat Wiradesa. Warga terlihat antusias mengikuti acara tersebut. Beberapa di antaranya ada sesepuh-sesepuh Desa Bondansari yang turut memeriahkan acara tersebut. Walaupun usianya sudah lebih dari 60 tahun beliau-beliau tetap semangat dan tetap mengikuti jalannya acara tersebut sampai selesai.

Empire KMCA & 30 DEM

Mengajarkan Anak untuk Makan dengan Tenang, Tidak sambil Bermain             Oleh: Annisa Mahanani Sejak Quinsa berusia sekitar dua tahun, saya sudah membelikan meja dan kursi berkarakter hello kitty . Tujuannya supaya Quinsa memakan makanannya sendiri dengan tenang di tempat duduknya. Namun, setiap kali makan di kursi tersebut, Quinsa kelihatan tidak betah. Selalu bergerak dan ingin melompat. Kalau tidak dituruti, Quinsa akan menangis, bahkan tidak mau makan. Hingga usianya 3 tahun, Quinsa masih belum bisa makan dengan tenang di meja makan. Itulah sebabnya, hampir setiap kali makan, saya harus menyiapkan tenaga ekstra utuk meladeni Quinsa makan. Padahal bermacam cara sudah saya lakukan agar putri kedua saya ini mau makan di meja makan. Namun, susahnya minta ampun. Bagaimana ya caranya mengajarkan anak supaya makan dengan baik? Saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya ini melalui buku Ayah Edi Menjawab. Begini jawaban beliau: Ayah dan Bunda, untuk menjawab pertanyaan ini,

DAY #1 KEJUJURAN

Kak Hani Berani Jujur Pada suatu sore... Kakak Hani sedang makan bersama adik Quinsa... Tiba-tiba... "Pranggg..!!!" Terdengar suara piring yang pecah.. Saat itu Umma sedang sibuk beres-beres di belakang rumah. Setelah selesai beres-beres rumah Umma mendatangi kak Hani dan adik Quinsa.. "Innaalillaahi wa'innaa ilaihi rooji'uun..wah, piringnya pecah lagi nihh..ayo bantuin Umma bersihin dulu yuk.." Kak Hani dan adik Quinsa membantu Umma membersihkan pecahan piring. Setelah itu Umma bertanya "Ayoo sayaang.. siapa yaa..yang tadi mecahin piring?" tanya umma, diantara ak Hani dan adik Quinsa belum ada yang berani menjawab... Akhirnya Umma bertanya lagi.. " Ayo siapa yang berani jujur sama Umma, anak yang jujur disayang lohh sama Allah nak..Umma tidak marah kok kalo kak Hani atau adik Quinsa mau berkata jujur.." Kata Umma sambil mengelus-elus kepala kakak Hani dan adik Quinsa. Akhirnya kak Hani mengakui kesalahannya dan meminta maaf