Langsung ke konten utama

Seminar Disleksia

Flashback 4 tahun yang lalu..


Pada hari Minggu 4 Maret 2018 saya mengikuti acara Seminar Parenting di Hotel Dafam Pekalongan yang bertemakan gangguan belajar spesifik pada anak.

Penerima tamu yang ramah-ramah mempersilahkan saya untuk tensi darah secara gratis dan ada juga beberapa tes darah murah untuk mengetahui berbagai jenis gejala gangguan kesehatan. Tapi saya menolak dengan alasan insyaallah saya sehat-sehat saja dan tidak suka mengkonsumsi gula (padahal pingin segera masuk ke ballroom, saat itu saya sudah terlambat masuk kelas).

Di ballroom hotel saya mendapat tempat duduk paling belakang, huhuu..beginilah akibat keder gak tau alamat sampai nyasar ke hotel Pesonna. Ups...

Maklumlah para pemateri nantinya datang dari dunia medis jadi saat mulai mengisi daftar absensi kehadiran peserta pun sudah berbau medical teknik,hehe...

Acara ini dihadiri sekitar 150 guru TK-SD dan beberapa yang saya lihat ada juga ibu rumah tangga. Selain dari kota Pekalongan ternyata ada juga peserta yang datang dari kabupaten Pemalang.

Event ini di awali dengan sambutan pembukaan oleh kepala dinas pendidikan Kabupaten Pekalongan yaitu Drs.Soeroso M.pd.

Kemudian acara dilanjutkan dengan materi utama yang disampaikan oleh dr.Yulianti Sp.KFR sebagai dokter rehab medik di RS Bendan.

Setelah menyampaikan materi tentang gangguan belajar spesifik pada anak, dokter Yulia juga memaparkan sedikit pengetahuan tentang homeschooling.

Kebetulan di WA grup beliau pernah satu grup homeschooling dengan saya. Hanya saja beda regionalnya.

Lalu dilanjutkan pemateri kedua yaitu ibu Anita M.psi yang berprofesi sebagai psikolog di RS Bendan.

Inti dari acara ini yaitu untuk mempelajari apa yang dimaksud dengan gangguan belajar spesifik yang dalam dunia medis sering disebut sebagai istilah disleksia.

Untuk menyikapi anak dengan gangguan disleksia ini kita membutuhkan dukungan dari banyak pihak dan butuh kesabaran ekstra untuk mendidik anak-anak penyandang dialeksia.

Yang dibutuhkan oleh anak-anak disleksia diantaranya:
1. Terapi remedial.
2. Perhatian.
3. Cinta dan kasih sayang.
4. Gizi yang seimbang.
5. Lingkungan yang mendukung tumbuh kembangnya.

Untuk website tentang disleksia bisa dilihat di www.nbpcenter.com

Dan acara ini juga memberikan doorprize bagi peserta yang berangkat paling awal serta peserta lain yang beruntung.

Setelah istirahat dan makan siang di ruang makan hotel acara dulanjutkan sampai menjelang adzan Asar. Para peserta dipersilahkan kembali ke tempat tinggal masing-masing setelah semuanya mengisi kuesioner tentang disleksia.

Dibawah ini adalah salah satu foto saya dengan teman-teman guru TK/SD se Pekalongan saat itu.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acara Jalan Sehat Desa Bondansari, Wiradesa 21 Agustus 2022

Dalam rangka acara memperingati hari lahirnya Indonesia Raya yang ke 77 pada hari Minggu 21 Agustus 2022, pada pukul 07.00 WIB pagi hari sekitar 1.500 warga Desa Bondansari, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan-Jawa Tengah ikut memeriahkan acara jalan sehat yg rutenya dimulai dari Balaidesa Bondansari lurus ke arah selatan menuju arah Dukuh Gendogo lalu belok ke arah timur melewati dukun Penggilingan, Bondan, serta Kebonan lalu kembali lagi di depan balaidesa sebagai garis finish acara jalan sehat berhadiah di pagi itu.              Pict.by : @Tatik Faridayani Acara dimulai dengan sambutan dari Bapak kepala desa Bondansari dan di tengah-tengah acara ada sambutan juga dari Bapak Camat Wiradesa. Warga terlihat antusias mengikuti acara tersebut. Beberapa di antaranya ada sesepuh-sesepuh Desa Bondansari yang turut memeriahkan acara tersebut. Walaupun usianya sudah lebih dari 60 tahun beliau-beliau tetap semangat dan tetap mengikuti jalannya acara tersebut sampai selesai.

Empire KMCA & 30 DEM

Mengajarkan Anak untuk Makan dengan Tenang, Tidak sambil Bermain             Oleh: Annisa Mahanani Sejak Quinsa berusia sekitar dua tahun, saya sudah membelikan meja dan kursi berkarakter hello kitty . Tujuannya supaya Quinsa memakan makanannya sendiri dengan tenang di tempat duduknya. Namun, setiap kali makan di kursi tersebut, Quinsa kelihatan tidak betah. Selalu bergerak dan ingin melompat. Kalau tidak dituruti, Quinsa akan menangis, bahkan tidak mau makan. Hingga usianya 3 tahun, Quinsa masih belum bisa makan dengan tenang di meja makan. Itulah sebabnya, hampir setiap kali makan, saya harus menyiapkan tenaga ekstra utuk meladeni Quinsa makan. Padahal bermacam cara sudah saya lakukan agar putri kedua saya ini mau makan di meja makan. Namun, susahnya minta ampun. Bagaimana ya caranya mengajarkan anak supaya makan dengan baik? Saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya ini melalui buku Ayah Edi Menjawab. Begini jawaban beliau: Ayah dan Bunda, untuk menjawab pertanyaan ini,

DAY #1 KEJUJURAN

Kak Hani Berani Jujur Pada suatu sore... Kakak Hani sedang makan bersama adik Quinsa... Tiba-tiba... "Pranggg..!!!" Terdengar suara piring yang pecah.. Saat itu Umma sedang sibuk beres-beres di belakang rumah. Setelah selesai beres-beres rumah Umma mendatangi kak Hani dan adik Quinsa.. "Innaalillaahi wa'innaa ilaihi rooji'uun..wah, piringnya pecah lagi nihh..ayo bantuin Umma bersihin dulu yuk.." Kak Hani dan adik Quinsa membantu Umma membersihkan pecahan piring. Setelah itu Umma bertanya "Ayoo sayaang.. siapa yaa..yang tadi mecahin piring?" tanya umma, diantara ak Hani dan adik Quinsa belum ada yang berani menjawab... Akhirnya Umma bertanya lagi.. " Ayo siapa yang berani jujur sama Umma, anak yang jujur disayang lohh sama Allah nak..Umma tidak marah kok kalo kak Hani atau adik Quinsa mau berkata jujur.." Kata Umma sambil mengelus-elus kepala kakak Hani dan adik Quinsa. Akhirnya kak Hani mengakui kesalahannya dan meminta maaf